Pada tahun 1974, Faisal, Raja Arab Saudi, menasionalisasi perusahaan migas Aramco sehingga menjadi BUMN. Sejak itu pendapatan negara Arab Saudi meningkat drastis dan bisa memberikan pendidikan gratis bagi rakyatnya dari SD hingga Perguruan Tinggi. Di Arab Saudi rata-rata rakyatnya punya mobil. Listrik dan Rumah Sakit gratis. Sekolah bukan hanya gratis, tapisiswanya diberi uang saku hingga ke Perguruan Tinggi. Itulah hasil yang didapatkan jika kekayaan alam bisa dinikmati 100% oleh bangsa sendiri.
Indonesia sendiri memiliki provinsi yang potensi kekayaan alamnya seperti Arab Saudi yakni Provinsi ACEH. Ibaratnya jika Arab Saudi punya Mekah maka Aceh adalah Serambi Mekahnya. Kekayaan alam Aceh pun bisa setara dengan Arab Saudi. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Jerman menemukan potensi minyak (hidrokarbon) dalam jumlah sangat besar sekitar 107,5-320,79 miliar barel di perairan timur laut Pulau Simeulue, Aceh. Angka itu sangat signifikan, misalnya jika dibandingkan dengan cadangan minyak milik Arab Saudi yang volumenya mencapai 264,21 miliar barel. Jika potensi minyak itu benar-benar terbukti maka Aceh bahkan bisa lebih kaya dari Arab Saudi.
Itu adalah beberapa provinsi di Indonesia yang kekayaannya berpotensi setara dengan negara-negara kaya. Tentu saja kita masih punya banyak provinsi lainnya yang memiliki kekayaan yang besar seperti Papua, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan lain sebagainya. Sebenarnya NKRI adalah kumpulan dari negeri-negeri kaya yang dijadikan satu. Negara Indonesia tentunya bisa melebihi Singapura, Brunei dan Arab Saudi tetapi pengelolaan negara yang kurang pandai menyebabkan Indonesia belum bisa menjadi makmur. Indonesia tentunya membutuhkan pemimpin yang pandai, berani, baik dan jujur agar Indonesia bisa menjadi negara maju.
Kandungan kekayaan alam yang dimiliki oleh tanah air kita sebenarnya sangat besar tetapi sayangnya kekayaan alam itu belum dapat digunakan untuk membangun negeri. Hampir 90% produksi minyak bumi di Indonesia dikuasai korporasi asing, yakni Total, ExxonMobil, Vico, ConocoPhillips, BP, Petrochina, Chevron, dan korporasi lainnya. Begitu juga pertambangan lainnya juga masih dikuasai asing dan swasta sehingga APBN negara Indonesia saat ini masih sangat tergantung kepada pajak dan hutang.
Sumber : http://munsypedia.blogspot.com/2012/11/3-provinsi-di-indonesia-yang-kaya.html#ixzz3HJ1LjyWr